Selasa, 19 Februari 2013

Rendah Hati


Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah menerima sholat "mutawaadhiin" hamba-hamba Nya yang rendah hati". Dalam riwayat lain, "Sesungguhnya Allah mengangkat derajat hamba-Nya yang rendah hati".

Lantas siapa yang dimaksud rendah hati itu:
  1. Hamba Allah yang menunduk dirinya pada syariat Allah, Alqur'an dan As Sunnah (QS 24:51)
  2. Tidak merendahkan orang lain baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi, itu kadang bisa terbaca dari ucapan, sorotan mata, dan bahasa tubuh
  3. Sangat suka dengan nasehat, suka ngaji duduk di majelis ilmu dan zikir walaupun yang mengajarnya lebih muda
  4. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
  5. Hidupnya sederhana bukan karena tidak mampu tetapi tidak mau
  6. Dirasakan kemuliaan akhlaknya oleh keluarga, tetangga dan sahabatnya
  7. Sangat sibuk asyik memperbaiki dirinya, sama sekali tidak tertarik membicarakan aib Kekurangan orang lain
  8. Cinta belas kasih pada yang papa.

SubhanAllah mulianya hamba Allah yang rendah hati itu... Semoga Saya dan kalian sahabatku, Allah hiasi dengan sifat mulia inii... Aamiin".


Orang Yang Kelak Tidak di Sapa Oleh Allah


Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu

Rasulullah bersabda: Ada tiga orang yang nanti pada hari kiamat tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak dipandang, tidak disucikan dan mereka mendapatkan siksa yang pedih, yaitu: 
  • Orang yang mempunyai kelebihan air di gurun sahara tetapi tidak mau memberikannya kepada musafir
  • Orang yang membuat perjanjian dengan orang lain untuk menjual barang dagangan sesudah Asyar; ia bersumpah demi Allah bahwa telah mengambil (membeli) barang itu dengan harga sekian dan orang lain tersebut mempercayainya, padahal sebenarnya tidak demikian
  • Orang yang berbaiat kepada pemimpin untuk kepentingan dunia. Jika sang pemimpin memberikan keuntungan duniawi kepadanya, ia penuhi janjinya, tapi bila tidak, maka ia tidak penuhi janjinya. (HR. Bukhari & Muslim).
"Semoga Allah selamatkan diri kita dari sifat bakhil, menjual sumpah untuk cari untung dalam berdagang dan pengikut pembela buta kepada seseorang karena duit atau dibayar orang itu tanpa peduli orang itu benar atau salah... Aamiin". 


Bekal Perjlanan Aherat

Assalaamu alaikum wa rahmatullah wa barkaatuhu. 

Sahabatku, kalau kita bepergian jauh dan lama, maka kitapun akan mempersiapkan bekal selama perjalanan itu. 

Lantas bagaimana perjalanan menuju sakaratul maut, alam kubur dan kehidupan akhirat yang bukan seabad, sejuta abad, semilyar abad tetapi langgeng selama lamanya. "Sesungguhnya kehidupan akhirat itulah sebenar-benarnya kehidupan" (QS 29 : 64).

Sementara itu waktu untuk mengumpulkan bekal di akhirat kelak terlalu sebentar,  janganlah sia-siakan hidup sebentar ini dengan santai apalagi sampai berani maksiat. 

Sahabatku, bangunlah ditengah malam, lalu sholat dengan sujud dan doa yang lama, perkuat istigfar, sambutlah dahsyatnya akhirat dengan kesungguhan taubat dan taat, "Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa" (QS 2:197).

"Ya Allah tancapkan di hati kami keindahan iman, kenikmatan sholat malam, kesenangan taat dan wafatkan kami husnul khotimah... Aamiin".





Yang Berilmu Pewaris Nabi

Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wa barkaatuhu

Sahabatku simaklah berita gembira dari Rasullullah, Abu Darda’ ra berkata : Saya telah mendengar Rasulullah bersabda: 

“Siapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmu syar’i, Allah akan mudahkan baginya jalan untuk ke surga. Dan para Malaikat selalu meletakkan sayapnya menaungi para pelajar karena senang dengan perbuatan mereka. Dan orang yang berilmu (Pengajar) dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi dan ikan-ikan di dalam air. Kelebihan orang yang berilmu atas ahli ibadah bagaikan kelebihan sinar bulan atas lain-lain bintang. 

Sesungguhnya orang-orang yang berilmu adalah pewaris nabi-nabi. Sesungguhnya Nabi-nabi tidak mewariskan uang dinar dan dirham hanya mereka mewariskan ilmu agama, maka siapa yang mendapatkannya berarti telah mengambil bahagian yang besar”. (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi). 

Sungguh indah hidup ini jika hari hari kita selalu kita lalui dengan amal ibadah hingga wafat husnul khotimah... Insya Allah... Aamiin".













Nasehat Malam Ahad

Aassalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu

Kembali aku mengajak kalian sahabatku untuk merenungi nasehat Rasulullah yang Allah utus memperbaiki akhlak umat manusia. 

"Sesungguhnya umatku yang paling dekat denganku di akhirat kelak adalah yang paling lembut tutur kata, paling mulia akhlaknya, paling rendah hati, dan senang menyesuaikan diri dengan sesama, namun tetap dalam sunnahku" (Ath Thobrani). 

Semakin beriman, semakin bertaqwa, semakin senang ibadah, semakin semangat amal sholeh, semakin mulia akhlaknya, semakin sibuk dan asyik memperbaiki dirinya, sama sekali tidak tertarik mencari kekurangan apalagi aib orang lain.


SubhanAllah sederhana akhlak ini tetapi luar biasa, membuat empu akhlak ini sangat bahagia sebelum dibahagiakanNya di Akhirat kelak... 

Aku berharap dengan diulang- ulang nasehat-nasehat Rasulullah semakin menyadarkan diriku dan kalian sahabatku tercinta untuk segera menikmatinya dengan mengamalkannya... Insya Allah... Aamiin.


Selasa, 12 Februari 2013

Hidayah


Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...

Bismillahir-Rahmanir-Rahim...

Saudaraku..."
Hidayah artinya suatu pertanda yang dapat mengantarkan seseorang kepada hal yang dituju. Sebagaimana kata Sirat yang berarti jalan. Dan Mustaqim berarti lawan kata berbelok-belok (bengkok) jalan yang bengkok adalah jalan yang menyelewengkan seseorang dari cita-cita yang dituju.

Dan jalan ini harus dihindari oleh orang-orang yang menghendaki jalan yang lurus dan benar.

“Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (jalan kebaikan dan jalan kejahatan)”.(Al-Balad. 90:10).
Maksudnya adalah jalan kebajikan dan jalan kejahatan, atau jalan menuju kebahagiaan dan jalan menuju kesengsaraan.

Sebagaimana telah digambarkan Allah dalam firman yang berbunyi:
“Dan adapun kaum Samud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (maksudnya kesesatan)... ” (Fussilat,41:17).

Artinya, Allah telah menunjukkan kepada kaum Samud jalan kebaikan dan jalan kejahatan, tetapi mereka lebih senang memilih jalan kedua, yakni jalan kejahatan (sesat-buta).

“Dalam masalah ini terdapat jenis hidayah Ma’unah (pertolongan) dan At-Taufiq, yang artinya sebuah kekuatan yang memotivasi untuk berbuat kebaikan. Hidayah inilah yang selalu diperintahkan Allah kepada setiap manusia untuk selalu meminta yang sesuai dengan firman-Nya.

“Tunjukanlah kami jalan yang lurus”.(Al-Fatihah,1:6).

Pengertian ayat tersebut yalah : Berilah kami petunjuk dan pertolonga-Mu (Allah) yang gaib, sehingga kami terpelihara dari perbuatan salah dan sesat.

Hidayah ini hanya ada pada diri Allah SWT, dan kewenangan memberikan hidayah tidak akan diberikan kepada siapapun. Dia-Lah (Allah) yang memiliki sifat sebagai pemberi hidayah. Dan Nabi pun tidak mempunyai sifat ini, seperti di gambarkan dalam sebuah ayat:

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang di kehendaki-Nya...”(Al-Qasas,28:56).

Adapun Hidayah Allah terbentuk dari bermacam-macam hidayah.
Hidayah dalam bentuk ilham. Hal ini dapat dirasakan oleh anak kecil sejak ia dilahirkan. Seorang anak akan merasa membutuhkan makanan dan tangis sebagai pertandanya.

Hidayah kepada panca indra. Macam hidayah ini sama-sama terdapat pada manusia dan hewan. Bahkan pada hewan lebih sempurna dibanding yang ada pada manusia.
Sebab ilham dan panca indra ini akan lebih cepat tumbuh secara sempurna dalam waktu yang singkat setelah kelahiran. Dan ini dirasakan oleh manusia secara bertahap.

Hidayah kepada akal. Hidayah ini lebih tinggi derajatnya dibandingkan hidayah ilham dan panca indra. Secara naluriah, manusia akan hidup bermasyarakat dengan yang lainnya. Sedangkan ilham dan panca indranya tidak cukup untuk menjalankan hidup bermasyarakat.

Karenanya, manusia membutuhkan akal yang akan mampu mengoreksi segala kesalahan yang dilakukan oleh panca indra. Bukanlah orang yang melihat tongkat lurus di air akan terlihat bengkok di mata? Dan orang yang belum terbiasa merasakan sesuatu yang manis akan merasa pahit di lidahnya.

Hidayah berupa agama dan syari’at, hidayah ini merupakan kebutuhan mutlak bagi orang yang menganggap remeh akal pikirannya, dan mengikuti kemauan hawa nafsyunya, menundukkan jiwa untuk menuruti kemauan syahwatnya.

Ia memilih jalan yang penuh dengan lumpur dosa dan berbagai kejahatan, berani berbuat zalim, sekalipun terhadap kawannya sendiri, sehingga tercipta suasana saling menguasai dan bersaing secara tidak wajar antar sesama.

Denagn hidayah ini seseorang akan menerima petunjuk. Jika akal pikirannya mampu mengalahkan kemauan hawa nafsyunya, maka akan tampak dimata manusia batasan-batasan dan syari’at Allah. Kemudian, ia akan berdiri di atas garis-garis batas tersebut, dan mengekang kemauannya dari batasan-batasan yang ada.

Untuk itu ada yang perlu di ingat bahwa pada diri manusia teredapat fitrah atau perasaan mengakui adanya kekuasaan gaib yang mengatur alam semesta ini.

Segala bentuk kejadian yang tidak diketahui sebab musababnya selalu dikembalikan kepada kekuatan tersebut. Manusia juga percaya bahwa dibalik kehidupan duniawi yang serba terbatas ini terdapat kehidupan lain sesudahnya.

Dengan akalnya manusia tidak akan mampu berpikir bagaimana seharusnya melayani kekuasaan ini. Alam pikiran pun tidak akan mampu sampai kepada apa yang bisa bembuat bahagia dalam kehidupan ini.

Karenanya, manusia membutuhkan hidayah agama Ad-din yang diridhai Allah lantaran hidayah tersebut memang di perlukan oleh umat manusia.

“Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (jalan kebaikan dan jalan kejahatan)”.(Al-Balad. 90:10).

Dan “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang di kehendaki-Nya...”(Al-Qasas,28:56).

Dan” Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi)Taufiq siapa yang dikehendaki-Nya...”(Al-Baqarah,2;272).

Kemudian Allah menetapkan sifat ini kepada diri-Nya sendiri, seperti ungkapan ayat berikut ini: “ Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka”(Al-An’am,6:90).

Hidayah dalam pengertian petunjuk kepada hal-hal yang baik dan benar, Termasuk penjelasannya, mengakibatkan lahirnya kebahagiaan dan keberhasilan. Karena hidayah seperti inilah yang di anugerahkan Allah kepada para hamba-Nya.

Hidayah seperti ini juga ada pada diri Rasulullah SAW. Seperti yang di ungkapkan dalam Al-Qur’an: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.(Asy-Syuara,42:52).

Demikianlah saudaraku yang dapat aku haturkan semoga saja sedikit ulasan ini dapat menjadikan kemanfaatan bagi kita semua Aamiin..." Wassalam,-