Selasa, 18 Desember 2012

Renungan Surat At-takaatsur


Ini hanyalah sebuah renungan saya mengenai surat ini, surat yang saya sangat sukai.. Surat yang dekat sekali dengan keduniawian..

(1) Alhaakumut takaatsur
(2) Hattazurtumul maqaabir
(3 )Kallaa saufa ta'lamuun
(4) Tsumma kallaa saufa ta'lamuun
(5) Kallaa lau ta'lamuuna 'ilmal yakiin
(6) Latarawunnal jahiim
(7) Tsumma latarawunnahaa 'ainal yaqiin
(8) Tsumma latus 'alunna yauma 'idzin 'anin na'im

Perhatikan artinya..


1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
2. Hingga kamu masuk ke dalam kubur 
3. Sekali-kali jangan (begitu), kelak kamu akan mengetahui
4. Kemudian sekali-kali jangan (begitu), kelak kamu akan mengetahui
5. Sekali-kali jangan (begitu), jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin
6. Sungguh kamu akan melihat neraka jahiim
7. Kemudian sungguh kamu akan melihatnya dengan yakin
8. Kemudian sungguh kamu akan ditanya pada hari itu tentang keni'matan (yang kamu megah-megahkan itu)


at-takaatsur berarti bermegah-megahan..

"bermegah-megahan telah melalaikan kamu"


bermegah-megahan, hedon, foya-foya, sifat ini akrab di kehidupan sehari-hari. Banyak seklai tindakan hedon yang tidak kita sadari, Uang kadang menjadi mudah dikeluarkan untuk sebuah hiburan. nonton film 35.000, liburan berjuta-juta, dan belum lagi pengeluaran yang kurang penting, seperti nongkrong sama temen di kedai kopi beli minum  40.000, atau nongkrong seharian di restoran habis 300.000. Atau lihatlah orang-orang yang belanja di salah satu mal di indonesia, beli tas 6.000.000, beli baju 3.000.000.
Atau secara global fakta bahwa negara berkembang ini merupakan salah satu pasar terseksi blackberry, negara dengan pembelian iphone atau ipad terbanyak, negara yang jadi sasaran perusahaan mobil-mobil mewah (inilah negara berkembang yang benar-benar konsumtif, negara yang katanya tingkat kemiskinan, tingkat penganggurannya tinggi)
hm... saya jadi sadar aja betapa sifat bermegah-megahan ini sering dilakukan oleh banyak pihak dan termasuk saya. dan apa yang dikatakan oleh surat ini benar,, bermegah-megahan telah melalaikan kamu, lalai dalam hal ini bukan hanya tentang lalai sholat, tapi lalai dalam memanfaatkan waktu. Waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk hal yang lebih produktif, dan uang yang seharusnya bisa digunakan sebagai amal, hilang begitu saja di meja karaoke, di bioskop, di pantai, hilang di show room mobil-mobil, dll.

"bermegah-megahan telah melalaikan kamu, hingga kamu masuk ke dalam kubur"

hingga masuk ke dalam kubur? yak! berapa banyak orang yang meninggal dan sampai terakhir hidupnya tidak menyadari betapa berfoya-foyanya dia, tidak menyadari betapa hedonnya dia, atau mungkin dia meninggal dalam keadaan sedang berhedonia? meninggal di klub malam, meninggal waktu liburan di pantai, dan lainnya.
Sungguh bagi saya maksud ayat ini adalah menyatakan bahwa akan ada banyak manusia dengan sifat foya-foya, yang kemudian meninggal tanpa pernah mengubah sifat itu sampai akhir hidupnya. tanpa pernah berpikir tentang kesia-siaan uangnya, kesia-siaan waktunya, hingga izrail menjemputnya. tanpa pernah berubah.

"Sekali-kali jangan (begitu), kelak kamu akan mengetahuinya"


Al-qur'an adalah petunjuk dan peringatan. ini adalah buktinya. Betapa Allah begitu sayangnya kepada kita hingga diingatkan janganlah kita melakukan hal itu. Dan hal yang paling menyesakkan adalah bahwa Allah mencoba memberi tahu kita sebanyak 3 kali! yap 3 kali! lihat ayat berikutnya "kemudian sekali-kali jangan (begitu), kelak kamu akan mengetahui"dilanjutkan ke ayat berikutnya "sekali-kali jangan (begitu), jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin"
Peringat atau larangan sebanyak tiga kali ini benar-benar membuka mata saya bahwa betapa Allah menyayangi kita dan benar-benar mencoba memberi tahu kita jangan lakukan itu semua...
Bayangkan kalian ingin memberi tahu anak kalian tentang sebuah hal yang berbahaya, dan begitu inginnya kalian menghidarkan anak kalian dari hal itu, hingga kalian menyebutnya berulang sampai tiga kali.
Apalagi peringatan terkahir, untuk orang-orang yang sudah tau, sudah punya pengetahuan, bahwa berfoya-foya, bermegah-megahan, hedon itu salah, maka jangan dilakukan. Ini mungkin akan jadi teguran untuk kita semua yang menyadari apa dan bagiamana wujud bermegah-megahan itu.

Hingga Allah SWT melajutkannya "Sungguh kamu akan melihat neraka jahiiim"

Allah SWT adalah maha penyayang, begitu sayangnya hingga Allah tidak ingin kita masuk neraka jahiim. dan ini adalah peringatan! bahwa bagi mereka yang hidup berfoya-foya, bermegah-megahan akan masuk neraka jahiim. dan Allah melanjutkan di ayat berikutnya"Kemudian sungguh kamu akan melihatnya dengan yakin"
Jadi bagi yang tetap ingin hidup berfoya-foya, Allah sudah nyatakan kamu akan melihat neraka jahiim dengan yakin. karena kamu pasti diperlihatkan dan akan dimasukkan ke sana.

"Kemudian sungguh kamu akan ditanya pada hari itu tentang keni'matan (yang kamu megah-megahkan itu)"
Ya, mungkin banyak diantara kita yang pada akhirnya (setelah membaca tulisan ini) tidak atau kurang merasa bermegah-megahan, tidak merasa berfoya-foya, tidak merasa suka hedon, tapi yang jelas, hari pengadilan akan datang, dan akan dipaparkan kepada kita tentang harta yang diamanahkan oleh Allah kepada kita... lalu di sana akan jelas semuanya....

Apakah kita akan melihat dengan seyakin-yakinnya neraka jahiim di depan mata kita?


Pesan buat muslimah


Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuhu...
Bismillaahirrohmaanirrohiim ....

Saudariku, jauhilah jenis laki-laki seperti ini:

1. Laki-laki banci yang meniru-niru perempuan.

2. Laki-laki yang akan menikahimu semata-mata karena kecantikanmu, karena jika ia melihat wanita yang lebih cantik darimu, ia akan meninggalkanmu dan mengalihkan dirinya pada wanita yang lebih cantik tersebut.

3. Laki-laki peminum khamr, pengguna obat bius dan penikmat rokok.

4. Laki-laki yang pekerjaannya adalah penata rambut wanita.

5. Pemakan harta riba, yang bermuamalah dengan transaksi ribawi.

6. Laki-laki yang meninggalkan shalat.

7. Laki-laki yang mau menerima suap.

8. Laki-laki yang bakhil (pelit).

9. Jauhilah pula laki-laki yang tidak punya rasa cemburu, yang hanya akan menempatkan hal-hal yang “kotor” di rumah keluarganya, dan membiarkan pula keluarganya tersebut berpenampilan memalukan. Ia pun akan mendatangimu dengan dengan membawa benda-benda yang sia-sia, alat-alat musik, kerjaannya hanya menonton televisi dan video. Yang muncul dari laki-laki ini hanyalah hal yang membuat dahi berkerut.

10. Laki-laki quburi (penyembah kubur). Ia akan mengelilingi kuburan, bertawasul dengannya, meminta sesuatu kepada kuburan tersebut, bernadzar dengannya, dan ia pun suka bepergian ke tempat-tempat maulid.

11. Laki-laki Penjual benda-benda yang memabukkan, mulai dari khamr, obat bius, dan rokok. Ia pun bergaul dengan para penjual arak.

12. Laki-laki yang bekerja di hotel-hotel para turis, yang menyediakan daging babi dan minuman keras.

13. Laki-laki ahli magis dan penyihir, yang mengobati manusia atas nama pengobatan Qur’ani. Ia memberi mereka jimat-jimat, benda tolak bala’, dan memberikan pekerjaan kepada manusia dengan sihirnya itu.





Selasa, 04 Desember 2012

Dalam hati yang terdalam


Dalam hati ada "KEKUSUTAN" yang tidak akan terurai kecuali dengan menghadap kepada-Nya.
Dalam hati ada "KEBUASAN" yang tidak akan terjinakkan kecuali dengan mengingat kebesaran-Nya.
Dalam hati ada "KESEDIHAN" yang tidak akan hilang kecuali dengan kegembiraan mengingat karunia-Nya.
Dalam hati juga ada "KERISAUAN" yang tidak akan hilang kecuali dengan perasaan damai bersama-Na dan kembali kepada-Nya.
Dalam hati ada "API YANG BERGEJOLAK" yang tak akan padam kecuali dengan keridhoan akan perintah dan larangan-Nya serta menjalani ketentuan-Nya dengan kesabaran hingga pertemuan dengan-Nya.
Dalam hati juga ada "KEINGINAN" yang tidak akan pernah terpuaskan walaupun diberikan dunia dan seisi-Nya kecuali dengan cinta, kepasrahan dan mengingat-Nya terus-menerus seiring hembusan nafas kita.




Jaga lisan


Salah satu fenomena yang –menurut saya- miris pada zaman sekarang adalah, makin hilangnya pengekangan kita terhadap lisan kita. Coba kita perhatikan sejenak. Segala macam bentuk dosa lisan kerap kali kita lakukan. Entah itu ghibah, fitnah, perkataan kasar, perkataan jorok, perkataan kotor dan hina, sampai keluhan-keluhan tak jelas. Masya Allah. Menghitung dosa lisan dalam sehari saja mungkin kita sudah kewalahan, apalagi ketika dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di Yaumil Akhir nanti? Astaghfirullah… rasanya miris sekali bila mengenang segala ucapan berdosa tersebut.
                Menjaga lisan, adalah sebuah amal ibadah, yang memiliki ganjaran yang amat besar. Simaklah hadits Rasulullah SAW ini: “Artinya : Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga”. Lihatlah, perhatikanlah, renungkanlah. Menjaga apa yang ada di antara dua janggutnya berarti lisan kita ini. Apa balasan dari menjaga lisan? Jaminan surga! Subhanallah, lihatlah saudaraku, masihkah kita ingin mengumbar perkataan buruk dari lisan kita? Masihkah kita ingin menghina saudara seiman kita? Masihkah kita ingin mengejek, ngatain saudara Muslim kita? Jikalau masih ingin, mudah-mudahan hadits ini dapat memupus keinginan kita tersebut:”Artinya : Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam”
                Sebenarnya, ada sebuah alasan menarik di sini, mengapa lisan ini menjadi begitu penting untuk dijaga. Kita tahu, lisan akan melahirkan sesuatu bernama ‘kata’. Kumpulan kata demi kata yang diucapkan akan membentuk sebuah kalimat (hehe, semua juga udah tau kali ya?). Ya, kita semua tahu itu. Sebuah kata, memiliki kekuatan untuk mempengaruhi, baik itu menjatuhkan, ataupun menggugah semangat. Kita bisa lihat pada diri Rasulullah. Tatkala terlontar sebuah kata, ataupun kalimat kebaikan, maka serta-merta pendengarnya akan tersentuh. Kata-kata beliau singkat, namun memiliki makna yang mendalam. Kalimatnya penuh dengan kearifan, pengetahuan, dan kebijaksanaan spiritual. Kita juga dapat menilik kehebatan sebuah kata pada zaman sekarang. Lihatlah, sebuah kabar dari mulut ke mulut dapat menghancurkan reputasi para public figure negara ini.

 Inilah yang perlu kita benahi Saudaraku. Orang yang berakal adalah orang yang lisannya berada di belakang hatinya. Tiap kali ia ingin berkata, ia selalu bertanya pada hatinya,”Bermanfaatkah kata yang kuucapkan ini?”
                Saudaraku, kata-kata yang bermakna sekalipun, bisa menjadi tak berarti bila tak dibarengi dengan tindakan nyata. Apalagi kata-kata rendahan dan tidak bermakna, bahkan kotor dan hina? Kata-kata saja memang tak cukup untuk membangun kembali kejayaan Islam. Perlu tindakan yang real. Namun, ‘kata’ dapat memantik kembali semangat yang padam, menggerakkan semangat untuk berjuang, dan menjatuhkan mental musuh-musuh Islam. Mari kita benahi kata-kata kita. Mari kita jaga lisan kita. Wallahu A’lam. Semoga bermanfaat 


Mendo'akan mereka dan diri kita


 Astaghfirullah. Begitu perih hati ini melihat muslimah dengan santainya berjalan tanpa menutup auratnya. Begitu pilu diri ini melihat pacaran sudah menjadi hal yang biasa, bahkan membanggakan. Begitu tersayat hati ini melihat musik-musik jahiliyyah jauuuuh lebih digandrungi dibanding lantunan ayat suci Al-Qur'an. Menitik air mata ini, melihat Islam makin dijauhi, bukan hanya oleh non-muslim, tapi juga dari kalangan muslim sendiri!
                Astaghfirullah. Hanya kata itu mungkin yang dapat saya ucapkan, ketika melihat fenomena dan realita umat Islam zaman ini. Tak adakah lagi sosok yang imannya sekokoh -atau mendekati- Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang membenarkan segala perkataan Rasulullah? Tak adakah lagi sosok pemimpin sesederhana Umar ibn Khattab? Tak adakah lagi sosok segigih Ahmad ibn Hanbal melawan aliran sesat   -saat itu aliran sesatnya adalah paham Mu'tazilah-? Tak ada? Semoga ini hanya pendapat dari sudut pandang saya saja.
                Realita di atas, kini, saudaraku, disadari atau tidak, telah merasuk ke dalam sanubari negeri kita tercinta. Berbagai bencana alam yang menimpa kita, barangkali adalah teguran untuk kita. Ya, teguran. Bukan lagi sekedar ujian. Dan semoga tidak berwujud azab nantinya. Na'udzubillahi min dzaalik.
                Lihatlah negeri kita saudaraku. Berbagai kekejian umat-umat terdahulu telah dilakukan muslim di negeri ini. Korupsi dan kecurangan ala penduduk Madyan. Lalu, homoseksual dan lesbiannya kaum Nabi Luth juga kini telah ada di negeri ini. Bahkan, mereka -kaum Nabi Luth- mengolok-olok Nabi Luth dan pengikutnya sebagai orang-orang yang 'sok suci' (cek QS. Al-A'raaf ayat 82). Lihatlah, adakah tanda-tanda ini telah muncul di negeri kita?
                Kitapun telah mengikuti kaum Tsamud, di mana gedung-gedung telah menjulang, namun membangkang dari perintah Allah. Bahkan, yang lebih parah lagi, kaum Tsamud ini juga tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat (cek Surah Al-A'raaf: 79). Ada pula kesombongan akut setingkat Fir'aun yang mengaku 'tuhan'. Penyembahan berhala berwujud fashion, liberalisme, sekulerisme, dll, pun telah menggerogoti negeri ini. Masya Allah.
                Astaghfirullah. Lagi-lagi kata itu yang terlontar dari mulutku. Kemaksiatan umat-umat terdahulu, kini berkumpul di negeri kita. Maka, ini adalah tugas kita sebagai pengemban amanah dakwah untuk menyelesaikan problematika umat ini. Namun, di satu sisi, saya yakin, di lubuk hati para pelaku maksiat yang terdalam, mereka merindukan taubat. Hanya saja, mungkin, yang mereka butuhkan lebih dari ilmu tentang syariat, atau khutbah tentang surga dan neraka. Atau motivasi untuk beramal dan meninggalkan maksiat. Atau dakwah lewat perilaku. Atau uluran tangan kita.
                Ya, lebih dari itu, mereka membutuhkan doa kita. Kini, mereka sedang dalam track yang salah dan tak berdaya untuk kembali, maka, mereka membutuhkan doa kita agar dikuatkan untuk kembali ke track yang benar.
                Ya, mereka butuh doa kita. Doa tulus dari lisan-lisan kita. Doa yang bukan sekedar memohon ampunan untuk mereka, tapi juga mencakup dibukakan hati mereka untuk menjemput hidayah-Nya. Doa yang rendah hati, dalam tiap-tiap sujud kita, di sepertiga malam terakhir...
                Dan, jangan lupa juga untuk mendoakan diri kita sendiri. Mari berdoa untuk mereka dan diri kita

 Wallahu A'lam