Rabu, 24 Oktober 2012

MENUJU SURGA

Assalamu’aalikum wr wb 

Bismiilahirrahmannirrahiim

Ihdinasshirotal mustaqim…………..Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.....

Saudaraku….Dari sekian permintaan yang layak kita sampaikan kepada Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...yang paling penting adalah permintaan agar Dia memberi kita petunjuk agar kita berada di jalan yang lurus
.
Sesungguhnya....Dia sudah memberikan furqon di hati kita, yang bisa membedakan mana jalan lurus dan jalan sesat. Dia juga sudah menebarkan segenap tanda-tanda-Nya yang memberi kita isyarat apa yang sebaiknya kita kerjakan dan tidak, juga mana jalan yang lurus dan mana pula jalan yang keliru. Bahkan Dia juga memberikan Kitabnya dari generasi ke generasi....

Lalu mengapa Dia masih menyuruh kita meminta kepada-Nya agar diberi jalan yang lurus?
Bukankah Dia sudah memberi seluruh yang kita butuhkan untuk bisa memilih jalan lurus?
Tentu ini sebuah misteri...

Saudaraku….Mari kita renungkan....ternyata ayat ini lagi-lagi mendorong kita agar kian meneguhkan kehambaan kita di hadapan-Nya...kita harus mempertegas kefaqiran kita di depan Dia yang Maha Kaya dan Maha Kuasa.

Pada kenyataannya....sekalipun setiap manusia sudah diberi pendengaran, penglihatan dan fuad..bahkan juga Kitab Suci dan segenap fenomena semesta..tetap saja banyak orang tak mengenal-Nya dan memilih jalan yang keliru dalam kehidupan ini.

Bahkan ada orang yang sepertinya benar-benar mengikuti Quran dan Sunnah...pada hakikatnya adalah orang yang paling tersesat.

Ya..memang menemukan jalan kebenaran itu susah-susah gampang. Kita bisa saja merasa sudah merasa berada di jalan yang benar, padahal bisa jadi kita berada di dalam kesesatan yang nyata…..

Wallahu a’lam

CINTA ROSULL

Assaalamua’alaikum wr wb

Mencintai seseorang akan membuat orang yang jatuh cinta mematri namanya dalam hati. Namanya akan sering disebut, wajahnya akan selalu diingat, dan apa yang disukainya akan disukainya pula. 

Selain itu, hal-hal yang dibencinya akan cenderung dibenci,yang diamalkannya akan cenderung dikerjakan, dan yang dilarangnya berusaha dihindarinya. Semua itu sebagai wujud cintanya ke
pada sang kekasih.

Sahabat,….. sebagai seorang Muslim tentu kita sangat mencintai Rasulullah.
Tapi benarkah Anda sudah mencintai Rasulullah?
Adakah nama Rasulullah terukir di hatimu?
Tentu saja kita yang dapat menjawabnya.

Acapkali kita mengaku mencintai Rasul, tapi kita jarang menyebut namanya.
Saat nama Nabi Muhammad SAW disebut orang, kita sangat kikir untuk mengucapkan shalawat dan salam kepadanya.

Ketika Al-Quran dan ajarannya dilecehkan, kita tidak memberikan pembelaan. Bahkan sunnahnya jarang kita amalkan, larangannya sering kita labrak, dan musuhnya kita jadikan teman.
Benarkah itu sebagai wujud cinta kita kepadanya?

Seorang muslim yang mencintai Rasulullah seharusnya rajin menyebut namanya setiap hari. Shalawat dan salam akan diucapkannya kala namanya disebutkan. Ia akan istiqamah mangamalkan perintahnya dan menghindari apa yang tidak disukainya.

Ia akan berteman dengan kaum Muslim yang taat, yang menghiasi detik-detik waktunya dengan berdzikir kepada Allah, yang menjadikan sepertiga malamnya bukan untuk tidur namun untuk qiyamul lail, dan yang menggunakan waktu siangnya dengan bekerja keras untuk menafkahi keluarganya dan menebar kebaikan kepada orang-orang di sekitarnya.

Seorang Muslim yang mencintai Rasulullah akan senantiasa menghiasi lisannya dengan kalimah thayyibah dan menyebut asma Allah dalam berbagai kesempatan.

Sahabat,…….. mari kita melakukan introspeksi. Mumpung masih ada kesempatan, perbaikilah hubungan kita dengan Rasulullah SAW…..Allahuma sholai alla muhammad……

BERKORBAN

Assalamu’alaikum wr wb 

Seseorang yang patut kita tauladani dalam idul kurban ini adalah Nabiyulloh Ibrahim As dan anaknya Ismail As. mengapa?
karena kedua utusan Allah ini telah siap mengorbankan hal yang paling dicintainya kepada Allah sebagai bukti ketaatan kepadaNya.

Inilah nampaknya substansi idul kurban yang perlu kita maknai, tidak sekedar menyembelih hewan kurban, membagikan daging2nya 
ataupun dapat menikmati daging hewan kurban dengan pesta pora.

disinilah semua dari kita wajib mengorbankan apa yang harus dikorbankan dari dirinya, baik korban hal yang paling dicintainya, ataupun mengorbankan apa yang terbaik yg dimiliki. bukan berarti dengan hanya mengorbankan hewan kurban saja, maka sudah dikatakan berkorban.

kita tidak tau sudah benarkah niat yg dimiliki seseorang ketika ikut berkorban dengan hewan kurbanya?
ataupun dari manakah dan sudah bersihkah uang yang digunakan untuk berkorban?

maka sungguh kurban yang diinginkan oleh Allah adalah kurban diri kita dan hewan kurban hanyalah simbol dan pengganti, seperti apa yang diperintahkan Allah untuk berkurban kepada Ibrahim dan Ismail, dan kemudian digantikan Allah dengan seekor domba. maka korbankan apa yang kita cintai..

Ingat, Allah hanya menerima pengorbanan yang terbaik. Dan pengorbanan yang terbaik adalah pengorbanan atas apa yang paling kita cintai.

Ciri bahwa sesuatu itu sangat kita cintai adalah, hati kita terasa berat dalam mengorbankannya.
Yang paling dicintai saat itu oleh Nabi Ibrahim As adalah anaknya.

Nah, bagi kita sendiri, apa yang paling kita cintai dan berani kita korbankan?
Apakah kita rela mengorbankan waktu kita di jalan Allah, padahal kita sibuk?
Apakah kita rela mengorbankan tenaga kita di jalan Allah, padahal kita letih?
Apakah kita rela mengorbankan gengsi kita di jalan Allah, padahal kita disanjung?
Apakah kita rela mengorbankan uang kita di jalan Allah, padahal kita pas-pasan?

Wallahu a’lam bishowab

Rabu, 17 Oktober 2012

Menjadi Suami

Assalamu’alikum wr wb …

Menjadi seorang suami memang membutuhkan satu kematangan emosional dan berpikir yang baik. Tentunya, hal itu tidak lepas dari kuantitas dan kualitas ilmu yang dimiliki. Semakin banyak ilmu yang dimiliki oleh seorang lelaki (khusunya ilmu agama dan ilmu kerumah tanggaan), maka Insya Allah akan semakin baiklah ia dalam menjalankan peranannya sebagai seorang suami.


Tanpa di

sokong dengan kuantitas dan kualitas ilmu yang baik, niscaya kematangan emosional dan cara berpikir tidak akan tercapai dengan baik. Dan tanpa adanya kedua hal tersebut maka rumah tangga akan menjadi lahan empuk bagi sang suami untuk menerapkan kesewenang-wenangannya terhadap seluruh anggota keluarga yang tinggal dirumahnya.

Istri menjadi lahan jajahan yang empuk bagi para suami, hal ini banyak sekali terjadi karena minimnya kadar ilmu seorang suami. Suami senantiasa menuntut untuk dilayani dan dituruti setiap keinginan dan perintahnya.
Seolah-olah istri adalah robot yang harus hanya melayani kemauannya semata. Merasa menjadi orang yang paling berjasa dalam rumah tangga karena telah mencari nafkah untuk keluarga, banyak suami yang akhirnya senantiasa “ongkang-ongkang kaki” tidak (ingin) bekerja atau berbuat sesuatu) dalam rumah tangga. Tidak mau sedikitpun membantu pekerjaan yang ada di rumah, terlebih lagi yang memang pada umumnya dikerjakan oleh para wanita. Seolah-olah haram bagi mereka untuk menyentuh atau membantu mengerjakan pekerjaan istrinya di rumah.

Rasulullah Muhammad saw adalah seorang suami teladan bagi seluruh umat manusia. Di luar rumah beliau berperan sebagai seorang panglima perang dan figur dakwah, dan di rumah beliau pun mampu berperan sebagai suami terbaik.

Kalau kita lihat di masa ini, tidak banyak suami yang bersedia untuk mengerjakan pekerjaan wanita atau istri-nya. Mencuci pakaian, mencuci piring, menyeterika, dan lain-lain adalah mutlak menjadi tugas istri.

Padahal Rasulullah Muhammad saw tidaklah demikian, beliau berdakwah, berperang, dan juga masih mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga (pekerjaan istri). Rasulullah Muhammad saw tidak pernah mengatakan hal tersebut dan tidak pernah bersikap seperti itu. Istri Rasulullah Muhammad saw senantiasa mengatakan bahwa Rasulullah saw adalah seorang suami yang senantiasa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah yang biasa dilakukan oleh para istri, termasuk melayani kebutuhan beliau sendiri.

Aisyah ra. pernah ditanya: “Apakah yang dilakukan Rasulullah saw di dalam rumah?” Ia radhiyallahu ‘anha menjawab: “Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang manusia biasa. Beliau menambal pakaian sendiri, memerah susu dan melayani diri beliau sendiri.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Bagaimana dengan yang sudah menyandang gelar suami? Masihkah akan tetap bersikap meraja di dalam rumah tangga?........

Kejujuran

Assalamu’alaikum wr wb
Kejujuran ada bermacam-macam dan bukan hanya satu macam saja. Oleh karena itu merupakan kekeliruan jika ada orang yang berkeyakinan bahwa jujur itu hanya terbatas pada lisan saja. 
Yang benar adalah kejujuran itu ada dalam ucapan, perbuatan dan segenap keadaan. Imam Ibnul Qayyim berkata, "Orang yang jujur adalah orang yang segala urusannya adalah kejujuran, baik dalam ucapan
, perbuatan dan keadaannya."

Penjelasan secara global dari tiga macam kejujuran ini yaitu:
1. Jujur dalam ucapan ialah lurusnya lisan di dalam berbicara sebagaimana sesuainya ranting dengan batang pohon.
2. Jujur dalam perbuatan yaitu kesesuaian perbuatan dengan perintah dan mutaba'ah (selaras) sebagaimana kesesuaian kepala dengan badan.
3. Jujur dalam keadaan yaitu kesesuaian perbuatan hati dan anggota badan dengan keikhlasan, dengan memanfaat-kan kesempatan dan mencurahkan kemampuan secara maksimal.

Dengan ini semua maka seorang hamba akan tergolong sebagai hamba yang jujur dengan sebenarnya. Dengan melaksanakan segala macam kejujuran tersebut secara utuh dan terus menegakkannya, maka akan diperoleh predikat "shiddiqiyyah". Oleh karena itu Abu Bakar radhiyallahu 'anhu mendapat gelar as-Shiddiq secara mutlak dan beliau telah meraih puncak kejujuran (shiddiqiyyah) yang tertinggi….Subhanallah
Mudah2an kita semua tergolong orang2 yang segala urusannya adalah kejujuran, baik dalam ucapan, perbuatan dan keadaannya

Lemah Lembut


Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Saudaraku…..

Jika dalam diri bersemayam cinta dan ketulusan hati maka akan terhindar dari segala kekejian . Untuk membentuk bibir yang menawan ucapkanlah kata yang baik nan santun.
Untuk mendapatkan mata jernih nan indah carilah kebaikan dari setiap orang yang ditemui, sebisa mungkin jangan mencari-cari keburukan niscaya jiwa kita kan tenang.

Bersikap santun terhadap sesama adalah salah satu akhlaq mulia seorang muslim yang bertaqwa. Setiap tutur kata dan perbuatannya berusaha santun dan lembut.

Apabila harus marah dia akan berusaha mempersingkat kemarahan dan tak segan meminta maaf jika dirasa berlebihan.

Seandainya Rasulullah tidak berlaku lemah lembut terhadap sesama tentu orang yang memusuhi Islam tak kan tersentuh hatinya. “ Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar , tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu….” ( QS. Ali-Imran : 159 )
.
\Pernah suatu hari sahabat berkata kepada Rasulullah , Wahai Rasulullah ..laknatlah orang-orang musyrik itu! Maka beliau bersabda : “ Sesungguhnya aku diutus bukan sebagai pelaknat , tetapi aku diutus adalah sebagai rahmat.” (HR. Muslim )
.
Saudaraku..

Seseorang yang telah dibimbing oleh ajaran Islam seharusnya tidak gemar melontarkan kata kasar lagi menyakitkan hati. Sungguh..sakitnya badan begitu mudah terobati namun sakitnya hati dengan apa kita mengobatinya? Terkadang mulut bisa memaafkan namun sakit yang dirasa akan berbekas dan itu sulit untuk disembuhkan,kecuali bagi orang yang berjiwa lapang.
Terkadang kita meremehkan hal-hal kecil yang ternyata berdampak luar biasa.

Maka di kala kita menyadarinya marilah kita berbenah diri ..berkatalah yang baik dan santun terhadap sesama dan hindarilah kata kasar dan cacian yang menyakitkan hati. Dan Tetap Istiqomah dijalanNya…

ADAKAH ISTRI CEREWET

Assalamu’alaikum wb wb 

Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?
Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?

1. Benteng Penjaga Api Neraka
Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.
Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat.

2. Pemelihara Rumah
Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

3. Penjaga Penampilan
Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak
Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya.

5. Penyedia Hidangan
Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.
Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.
Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.

MARI RENUNGKAN

Mari Renungkan....

Saudaraku, tahukah kamu siapa pengunjung terakhirmu? Tahukah kamu apa tujuan ia berkunjung dan menemuimu? Apa saja yang dimintanya darimu?

Sungguh! Ia tak datang karena haus akan hartamu, karena ingin ikut nimbrung makan, minum bersamamu, meminta bantuanmu untuk membayar hutangnya, memintamu memberikan rekomendasi kepada seseorang atau untuk memuluskan upaya yang tidak mampu ia lakukan sendiri.!!

Pengunjung ini datang untuk misi penting dan terbatas serta dalam masalah terbatas. Kamu dan keluargamu bahkan seluruh penduduk bumi ini tidak akan mampu menolaknya dalam merealisasikan misinya tersebut!

Kalau pun kamu tinggal di istana-istana yang menjulang, berlindung di benteng-benteng yang kokoh dan di menara-menara yang kuat, mendapatkan penjagaan dan pengamanan yang super ketat, kamu tidak dapat mencegahnya masuk untuk menemuimu dan menuntaskan urusannya denganmu!!

Untuk menemuimu, ia tidak butuh pintu masuk, izin, dan membuat perjanjian terlebih dahulu sebelum datang. Ia datang kapan saja waktunya dan dalam kondisi bagaimanapun; dalam kondisimu sedang sibuk ataupun sedang luang, sedang sehat ataupun sedang sakit, semasa kamu masih kaya ataupun sedang dalam kondisi melarat, ketika kamu sedang bepergian atau pun tinggal di tempatmu.!!

Saudaraku! Pengunjungmu ini tidak memiliki hati yang gampang luluh. Ia tidak bisa terpengaruh oleh ucapan-ucapan dan tangismu bahkan oleh jeritanmu dan perantara yang menolongmu. Ia tidak akan memberimu kesempatan untuk mengevaluasi perhitungan-perhitunganmu dan meninjau kembali perkaramu!

Kalau pun kamu berusaha memberinya hadiah atau menyogoknya, ia tidak akan menerimanya sebab seluruh hartamu itu tidak berarti apa-apa baginya dan tidak membuatnya mundur dari tujuannya!

Sungguh! Ia hanya menginginkan dirimu saja, bukan orang lain! Ia menginginkanmu seutuhnya bukan separoh badanmu! Ia ingin membinasakanmu! Ia ingin kematian dan mencabut nyawamu! Menghancurkan raga dan mematikan tubuhmu! Dia lah malaikat maut!!!

Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya:
“Katakanlah, ‘Malaikat Maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. As-Sajadah: 11)

Dan firman-Nya, artinya:
“Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (QS. Al-An'am: 61)

Kereta Usia

Tahukah kamu bahwa kunjungan Malaikat Maut merupakan sesuatu yang pasti? Tahukah kamu bahwa kita semua akan menjadi musafir ke tempat ini? Sang musafir hampir mencapai tujuannya dan mengekang kendaraannya untuk berhenti?

Tahukah kamu bahwa perputaran kehidupan hampir akan terhenti dan 'kereta usia' sudah mendekati rute terakhirnya? Sebagian orang shalih mendengar tangisan seseorang atas kematian temannya, lalu ia berkata dalam hatinya, “Aneh, kenapa ada kaum yang akan menjadi musafir menangisi musafir lain yang sudah sampai ke tempat tinggalnya?”

Berhati-hatilah!

Semoga anda tidak termasuk orang yang Allah subhanahu wata’ala sebutkan, artinya:
“Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat (Maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?” (QS. Muhammad: 27)

Atau firman-Nya, artinya:
“(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata), ‘Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatan pun.” (Malaikat menjawab), “Ada, sesungguh-nya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan. “Maka masuklah ke pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombong-kan diri itu.” (QS. An-Nahl: 28-29)

Tahukah kamu bahwa kunjungan Malaikat Maut kepadamu akan mengakhiri hidupmu? Menyudahi aktivitasmu? Dan menutup lembaran-lembaran amalmu?

Tahukah kamu, setelah kunjungan-nya itu kamu tidak akan dapat lagi melakukan satu kebaikan pun? Tidak dapat melakukan shalat dua raka'at? Tidak dapat membaca satu ayat pun dari kitab-Nya? Tidak dapat bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, beristighfar walau pun sekali? Tidak dapat berpuasa sehari? Bersedekah dengan sesuatu meskipun sedikit? Tidak dapat melakukan haji dan umrah? Tidak dapat berbuat baik kepada kerabat atau pun tetangga?

‘Kontrak' amalmu sudah berakhir dan engkau hanya menunggu perhitungan dan pembalasan atas kebaikan atau keburukanmu!!

Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya:
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikan lah aku (ke dunia).” Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak. Sesungguh-nya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu'minun: 99-100)

Persiapkan Dirimu!

Mana persiapanmu untuk menemui Malaikat Maut? Mana persiapanmu menyongsong huru-hara setelahnya; di alam kubur ketika menghadapi pertanyaan, ketika di Padang Mahsyar, ketika hari Hisab, ketika ditimbang, ketika diperlihatkan lembaran amal kebaikan, ketika melintasi Shirath dan berdiri di hadapan Allah Al-Jabbar?

Dari ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
“Tidak seorang pun dari kamu melainkan akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat, tidak ada penerjemah antara dirinya dan Dia, lalu ia memandang yang lebih beruntung darinya, maka ia tidak melihat kecuali apa yang telah diberikannya dan memandang yang lebih sial darinya, maka ia tidak melihat selain apa yang telah diberikannya. Lalu memandang di hadapannya, maka ia tidak melihat selain neraka yang berada di hadapan mukanya. Karena itu, takutlah api neraka walau pun dengan sebelah biji kurma dan walau pun dengan ucapan yang baik.” (Muttafaqun 'alaih)

Berhitunglah Atas Dirimu!

Saudaraku, berhitunglah atas dirimu di saat senggangmu, berpikirlah betapa cepat akan berakhirnya masa hidupmu, bekerjalah dengan sungguh-sungguh di masa luangmu untuk masa sulit dan kebutuhanmu, renungkanlah sebelum melakukan suatu pekerjaan yang kelak akan didiktekan di lembaran amalmu.

Di mana harta benda yang telah kau kumpulkan? Apakah ia dapat menyelamatkanmu dari cobaan dan huru-hara itu? Sungguh, tidak! Kamu akan meninggalkannya untuk orang yang tidak pernah menyanjungmu dan maju dengan membawa dosa kepada Yang tidak akan memberikan toleransi padamu! (Abu Shofiyyah)

Muslimah Sejati

Seorang Muslimah Sejati

seorang muslimah sejati,
yang lembut fitrah tercipta,
halus kulit, manis tuturnya,
lentur hati,
telus wajahnya,
setelus rasa membisik di jiwa,
di matanya cahaya,
dalamnya ada air,
sehangat cinta,
sejernih suka,
sedalam duka,
ceritera hidupnya...

seorang gadis itu...

hatinya penuh manja,
penuh cinta, sayang semuanya,
cinta untuk diberi,
cinta untuk dirasa...

namun manjanya,
bukan untuk semua,
bukan lemah,
atau kelemahan dunia...

ia bisa kuat,
bisa jadi tabah,
bisa ampuh menyokong,
pahlawan-pahlawan dunia...

begitu unik tercipta,
lembutnya bukan lemah,
tabahnya tak perlu pada,
jasad yang gagah...

seorang gadis itu...

teman yang setia,
buat Adam dialah Hawa,
tetap di sini...

dari indahnya jannah,
hatta ke medan dunia,
hingga kembali mengecap nikmatNya...

seorang gadis itu...

bisa seteguh Khadijah,
yang suci hatinya,
tabah dan tenang sikapnya,
teman Ar-Rasul,
pengubat duka dan laranya...

bijaksana ia,
menyimpan lmu,
si teman bicara,
dialah Ishah,
penyeri taman Rasulullah,
dialah Hafsah,
penyimpan mashaf pertama kalamullah...

seorang gadis itu...

bisa setabah Maryam,
meski dicaci meski dikeji,
itu hanya cerca manusia,
namun sucinya ALLAH memuji...

seperti Fatimah kudusnya,
meniti hidup seadanya,
puteri Rasulullah,
kesayangan ayahanda...

suaminya si panglima agama,
di belakangnya dialah pelita,
cahya penerang segenap rumahnya,
ummi tersayang cucunda Baginda...

bisa dia segagah Nailah,
dengan dua tangan,
tegar melindung khalifah,
meski akhirnya bermandi darah,
meski akhirnya khalifah rebah,
syaheed menyahut panggilan ALLAH...

seorang gadis itu...

perlu ada yang membela,
agar ia terdidik jiwa,
agar ia terpelihara...

dengan kenal Rabbnya,
dengan cinta Rasulnya,
dengan yakin Deennya,
dengan teguh Aqidahnya,
dengan utuh cinta yang terutama,
ALLAH jua RasulNya,
dalam ketaatan penuh setia,
pemelihara maruah dirinya,
agama, keluarga dan ummahnya...

seorang gadis itu...

melenturnya perlu kasih sayang,
membentuknya perlu kebijaksanaan,
kesabaran dan kemaafan,
keyakinan dan penghargaan,
tanpa jemu dan tanpa bosan,
memimpin tangan, menunjuk jalan...
Top of Form
Bottom of Form

SEKEDAR MENGINGATKAN

Sekedar  mengingatkan...
Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari.

Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa.

Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasei yang ditunggu-tunggu ...’siapa calon bapak si jabang bayi?

Ada khabar yang lebih menghebohkan, lagi-lagi seorang celebrities yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.

Wuiih......mungkin kita bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi.Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.

Wuiiih...... ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu, sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya apapun diketahui orang, dikomentarin orang bahkan mohon maaf ....’dilecehkan’ orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah kesenangan.

Rasanya hilang apa yang diajarkan seseorang yang sangat dicintai Allah...., yaitu Muhammad SAW, Rasulullah kepada umatnya. Seseorang yang sangat menjaga kemuliaan dirinya dan keluarganya. Ingatkah ketika Rasulullah bertanya pada Aisyah r.ha

“ Wahai Aisyah apa yang dapat saya makan pagi ini?” maka Istri tercinta, sang humairah, sang pipi merah Aisyah menjawab “ Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat kita makan pagi ini”. Rasul dengan senyum teduhnya berkata “baiklah Aisyah, aku berpuasa hari ini”. Tidak perlu orang tahu bahwa tidak ada makanan di rumah rasulullah.. ..

Ingatlah Abdurahman bin Auf r.a mengikuti Rasulullah berhijrah dari mekah ke madinah, ketika saudaranya menawarkannya sebagian hartanya, dan sebagian rumahnya,

maka abdurahman bin auf mengatakan, tunjukan saja saya pasar. Kekurangannya tidak membuat beliau kehilangan kemuliaan hidupnya.

Bahwasanya kehormatan menjadi salah satu indikator keimanan seseorang, sebagaimana Rasulullah, bersabda, “Malu itu sebahagian dari iman”. (Bukhari dan Muslim).

Dan Rasulullah SAW menegaskan dengan sindiran keras kepada kita

“Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau.” (Bukhari).

Maka jagalah kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib-aib masa lalu, mudah-mudahan Allah menjaga aib-aib kita.

Maka jagalah kehormatan diri kita, simpan rapat keluh kesah kita, simpan rapat aib-aib diri, jangan bebaskan ‘kesenangan’, ‘gurauan’ membuat Iffah kita luntur tak berbekas.

Wallahu a’alam bisshowab……


FITRAH MANUSIA

Assalamu’alaikum wr wb 

Segala sesuatu menjadi jelek atau buruk adalah karena sebab-sebab tertentu. Demukian pula fitrah manusia, pada mulanya adalah baik, tetapi karena kesalahan dan kelalaian manusia itu sendiri, 

Agar tetap pada fitrahnya atau kalau terlanjur menjadi buruk karena kesalahan manusia yang memiliki fitrah tersebut, hendak dikembalikanya kepada keasliannya yaitu baik.

Fitrah Beragama

Manusia adalah makhluk yang beragama, karena sewaktu di alam roh manusia sudah pernah mengadakan perjanjian dengan Allah, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-A’raf ayat 172, saat Allah bertanya kepada manusia.

Allah bertanya: “Adakah Aku ini Tuhanmu” Manusia menjawab: “Benar Engkaulah Tuhan Kami dan kami telah bersaksi”

Tetapi setelah manusia lahir ke dunia ini, ia lupa kepada perjanjiannya. karena itulah, Allah SWT mengutus para Nabi dan Rasul untuk mengingatkan manusia agar menepati perjanjian dengan Tuhannya.

Fitrah sebagai makhluk bermartabat tinggi

Allah sebagai pencipta manusia dengan tegas dan jelas menyatakan manusia adalah :….Makhluk Nya yang terbaik

“Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia itu dalam sebaik-baik kejadian” (At tin : 4)

Makhluk yang termulia

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan Bani Adam dan Kami beri mereka kendaraan di darat dan di laut, dan Kami Beri mereka rizki dari yang baik-baik, dan Kami telah melebihkan mereka dari kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”( Al-Isra : 70)

Makhluk tersayang

Allah telah menyerahkan dan memudahkan segala yang ada di langit dan di bumi kepada manusia untuk dimanfaatkan. Dan Allah telah menyempurnakan nikmat-Nya baik secara lahir maupun bathin untuk kesejahteraan hidup manusia.

Allah swt. telah berfirman pada surat Luqman ayat 20 :
“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Allah telah memudahkan bagi kamu apa yang ada dilangit dan dibumi, dan Dia telah mnyempurnakan nikmat-Nya atas kamu, baik yang lahir mapupun yang bathin”

Fitrah Sosial

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial yang memiliki ketergantungan antara yang satu dengan lainnya dan berasal dari suatu keturunan. Seperti yang dituliskan pada surat An-Nisa ayat 1 :

“Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu, yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan diciptakannya pula daripada nya pasangannya serta dikembangbiakkan dari keduanya keturunan laki-laki dan perempuan yang banyak”.

Ini dimaksudkan agar manusia dapat berinteraksi diantara mereka, maka manusia harus bermasyarakat. Hidup bermasyarakat ini harus didasari oleh kasih sayang dan tolong menolong.

Kebersamaan, persaudaraan dan semagat tolong menolong menjadi ciri khas dari ibadah . misalnya sholat secara berjamaah, budaya memberi makan para fakir miskin,menyantuni anak2 yatim , bersedekah dan lan-lain.

Fitrah Bersusila

Setiap tingkah laku manusia mempunyai nilai, berbeda dengan tingkah laku binatang. Karena itu manusia disebut makhluk susila. Rasulullah SAW. diutus oleh Allah ke muka bumi ini tujuan utamanya adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia.

“Aku tidak diutus (oleh Allah) ke muka bumi ini, keculai hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq (manusia)”

Fitrah Suci

Manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan suci. Ia baru menjadi kotor kalau melakukan kesalahan. Kesalahan akan membuahkan dosa jika dilaksanakan dengan penuh kesadaran setelah orang itu aqil baligh/mukallaf. Manusia selalu hidup dalam kesucian, dengan bertaubat kepada Allah. Orang yang telah bertaubat kepada Allah ibarat orang yang belum pernah melakukan dosa, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW :

“Orang yang bertaubat ibarat orang yang belum pernah melakukan dosa”

Semoga dengan tulisan ini kita secara sadar bahwa
kualitas Fitrah (kesucian) seseorang, tidak hanya ditentukan dari seberapa keras dan rajin beribadah selama ini, apakah ibadah itu berpengaruh pada sikap dan tindakan kita yang lebih baik setelah kita melaksanakan ibadah itu….

ALANGKAH INDAHNYA


Assalamu’alaikum wr wb

ALANGKAH indah dan bahagianya hidup, bila kita telah dicintai oleh Allah dan disayangi pula oleh seluruh makhluk di dunia ini.

Maknanya sebelum kita menikmati surga di akhirat, di dunia ini pun kita sudah bisa merasakannya. "Hidup adalah surga,"

Pada suatu hari kisah Imam Ali AS ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata:
"Ajarilah aku suatu amalan yang membuat aku dicintai oleh Allah, dicintai oleh para mahluk, Allah memperbanyak hartaku, menyehatkan badanku, memanjangkan umurku dan membangkitkan aku di mahsyar bersamu." Subhanallah, satu pertanyaan yang juga merupakan pertanyaan kita bukan?

Rasulullah SAW kemudian menjawab:
"Permintaanmu yang enam perkara itu memerlukan enam perkara yang lainnya yaitu:

Bila engkau ingin dicintai Allah, takutlah kepada-Nya dan bertakwalah.

Bila engkau ingin dicintai para mahluk, berbuat baiklah kepada mereka, dan jangan berharap sesuatu dari yang mereka miliki.

Bila engkau ingin diperkaya dalam harta, maka zakatilah harta bendamu.

Bila engkau ingin disehatkan badan mu, maka perbanyaklah sedekah.

Bila engkau ingin diperpanjang umur mu, maka bersilaturrahmilah kepada kaum kerabat mu.

Bila engkau ingin dikumpulkan bersama ku dipadang mahsyar, maka perpanjanglah sujudmu kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa."………Insya Allah
 

Sekedar Corat Coret: Puisi Tuhan - Dosa

Sekedar Corat Coret: Puisi Tuhan - Dosa: ~ Dosa ~ Sibuk mengurai lembaran lembaran dosa.. Yang kutumpuk sepanjang usiaku.. Berharap mendapat stempel maaf dari Mu.. Ampuni hamba...

Sekedar Corat Coret: Puisi Untuk Ibu - Untukmu Ibu

Sekedar Corat Coret: Puisi Untuk Ibu - Untukmu Ibu: ~ Untukmu Ibu ~ IBU kupersembhkan puisi ini untukmu.. Ku tulis puisi ini special untukmu.. Namun tiada kalimat yang sanggup menandingi k...