Jumat, 22 Agustus 2014

~ Serpihan Hati ~


Ketika aku harus mengucap kata jujur, maka ku
katakan pada dunia aku sakit hati..
Terluka dalam, karena sebuah keegoisan..
Siapa?
Engkau yang ku sayang..
Dengan kejujuran justru kau mencabik hati..
Maka serpihan hati pun berserakan..
Ku tinggal kini sebuah palung hati..
Pada sudut kemurkaan sang malam..
Padanya yang menorehkan luka..
Dan biarlah serpihan hati ini ku bawa pulang..
Ku bungkus rapat pada peti kejeraan hati..
Yang kini memang tlah menemu mati..
Hingga hanya berbekas luka..
Dan selamat jalan..
Aku pun tak berharap lagi..
Karena inilah bukti nyata cintamu..
Disebuah kenyataan, tentang serpihan hati..

HATIKU


Aku belajar melupakan seseorang yg melupakan aku.,
Aku belajar memaafkan semua yg menyakiti aku.
Aku belajar untuk menjadi yg terbaik untuk orang yg aku sayangi.
Tetepi satu yg tak bisa aku pelajari
Aku harus bisa tersenyum di saat orang yg aku sayangi menyayangi orang lain
Smua orang tau bgaimana mencintai,
tapi hanya sebagian orang yg tahu bagaimana tetap tinggal di satu hati tuk jangka waktu yg lama.
Jika kegagalan itu bagaikan hujan dan keberhasilan bagaikan matahari,
maka butuh keduanya untuk melihat pelangi.^_*
jangan pernah tinggalkan orang yang kamu sayangi
demi orang yang kamu suka,
arena suatu saat nanti orang yang kamu suka
akan meninggalkanmu demi orang yang ia sayangi,
maka dari itu sayangilah orang yang kamu sayang dengan sepenuh hati.
Bila nanti esok hari
Ku temukan dirimu bahagia
Ijinkan aku titipkan kisah cinta kita selamanya………
Haruskah aku mengulang kembali, Ataukah aku harus menahan kau pergi
Sedari dulu telah ku katakan padamu,Bila ku salah, maafkanlah cintaku
Lepaskan aku bila kau tak mencintaiku
Sambutlah aku bila kau masih mencintaiku
Maafkan aku,…..
bila cinta tak terbalas janji hanya tinggal janji sakit hati yang ku rasa,sekian lama ku menunggu saat-saat ku bersamamu dan kini aku kembali,
siksa menanggung rindu semua sia-sia,
bukti cinta untukmu namun yang ku beri tak pernah kau hargai
demi cinta kita ku korbankan segalanya semua yang kita lewati selalu ada dalam ingatan…..
selalu ingin di dekatmu dan buat engkau tersenyum namun tangis yang ku dapat…..

LENTERA KEHIDUPAN

ASSALAMU'ALAIKUM WR WB

Kita sering merasakan kebimbangan, kebingungan dan ketidaktahuan dalam menjalani kehidupan ini. Kondisi ini sering timbul tenggelam seiring dengan dinamika hidup kita. Kita tidak berkuasa atas apa yang terjadi dalam diri kita. Sebenarnya di situlah bukti kuasa Tuhan atas diri kita.

Setiap yang hidup tidak akan pernah lepas dari kesalahan ataupun kekhilafan. Setiap kita pasti akan mengalami saat-saat sulit. Saat-saat dimana hati dan pikiran sedang tidak terarah. Hati yang bingung dan bimbang karena persoalan hidup. Hal itu datang silih berganti. Kadang kita optimis. Kadang kita pesimis.

Saat seperti itulah kita harus instropeksi diri. Bahwa hanya Allahlah yang berkuasa membolak-ballikan hati dan perasaan hidup kita. Allah yang mengatur segala hidup manusia dengan caranya sendiri. Ia menjamin setiap makhluk yang hidup mendapat ganjaran sebagaimana yang dia mampu. Jika tidak mampu maka tak satupun masalah akan menimpa dirinya. Sebagaimana seorang bayi yang tidak mungkin harus berlari kencang sebagaimana orang dewasa. Demikian juga orang dewasa tidak mungkin juga harus terlentang atau bersikap sebagaimana anak kecil.

Jika semua sudah diatur oleh yang maha kuasa, kenapa kita sendiri sering mempersulit diri dengan membesar-besarkan masalah. Kita sering mendramatisir persoalan kita sendiri dengan menganggap persoalan kecil kita sebagai persoalan yang berat dan seolah tidak akan terselesaikan.

Kita bahkan sering melibatkan orang lain, atau bahkan mengorbankan orang lain yang tidak tahu apa-apa dengan masalah kita. Kenapa kita memiliki sifat pendendam dengan mempersulit orang lain, dengan alasan dulu kita dipersulit juga?

Hal itulah yang sering merusak pahala amal-amal kita. Jika kita hidup hanya untuk beribadah kepada Allah maka hilangkan dengki. Hilangkan semua penyakit hati di dalam diri kita. Iri, dengki, pendendam dan keinginan menang sendiri. inilah penyakit hati yang sering menggerogoti keimanan kita.

Mari kita gandeng mereka yang sedang bingung, sedang sedih, sedang marah. Jadikanlah diri kita sebagai lentera yang dapat menyinari kegelapan saudara-saudara kita.

Walluhua’lam…

Rabu, 13 Agustus 2014

CINTA DALAM JIWA


Aku tersenyum..
Meski hati ini terluka.
Karena aku yakin…Allah 
Sengaja tak jadikan kita.
Bersama untuk selamanya.

Dulu aku menangis.
Di saat kita bahagia.
Karena aku takut.
Kebahagiaan cinta kita.
Akan..…berlalu…
Dan sirna begitu saja.

Dulu aku bersedih.
Di kala kita masih bersama.
Karena aku takut.
Kita pisah di suatu masa.

Dulu aku tertawa….
Di saat kita berpisah..
Karena aku tahu..
Cinta tak harus bersama.

Aku yakin Allah……
Telah menyiapkan cinta.
Cinta lain untuk kita berdua.
Karena memang cinta….
Bukan berada dalam raga.
Tapi cinta ada dalam jiwa.

Nasehat buat Para Bapak dan Ibu

Assalamu'alaikum wr wb ..

Bapak dan Ibu ....
Mari kita bermuhasabah sejenak, tentang putera-puteri kebanggaan kita, yang kelak akan meneruskan perjalanan kita, perjuangan kita. Lihatlah mereka… Pandanglah mereka… Dan tanyakanlah pada hati-hati ini, apa yang selama ini kta perbuat untuk mereka.

Allah berfirman :
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (Q.S Ali-’Imran : 14)

Bapak dan Ibu…
Mari kita buka mata, belajar peka pada tuntutan revolusi tekhnologi yang berjalan bahkan berlari setiap masa.
Saat putera/i mu merengek meminta dibelikan handphone, saat putera/i mu merajuk meminta internet broadband hadir di PC nya, kemudian kita memenuhinya, dan memercayakan hasil tekhnologi digenggamannya.

Pernahkah kita memberikan peringatan kecil pada mereka untuk tanggung jawab pada apa yang kita percayakan?
Seperti halnya Luqman menasehati anaknya.
“(Luqman berkata) hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui,” (Q.S Luqman: 16).

Adakah kegamangan dalam hati kita?
Adakah kecemasan dalam naluri kita?
Saat adzan dzuhur d’abaikan, Saat kewajiban-kewajiban lainnya pun ditinggalkan, saking asyiknya mereka bermesraan dengan Gamesnya, dengan Chatnya, bahkan dengan aplikasi hape barunya

Dan sedihnya… Sebagai orangtua pun kita asyik dengan urusan kita sendiri. Arisan… Meeting… Perut… lagi-lagi semuanya hanya untuk perut. Hingga melupakan kewajiban kita sebagai orangtua yang tak sekedar memberikan makanan bagi jasad dan materi semata. Namun juga makanan bagi spiritual mereka.

Bapak dan ibu…
Mari tanyakan pada diri-diri kita, seberapa intenskah komunikasi yang terjalin antara dirimu dan anak-anak mu?
Dalam 24 jam, berapa persenkah waktumu dan putra/imu berkomunikasi dari hati kehati?
Sekedar menanyakan aktivitas mereka misalnya? A
tau pekerjaan rumah mereka? Terlebih memberikan tarbiyah rutin sehabis shalat maghrib. Adakah waktu untuk itu, ?

Tak pernah terfikirkan oleh kita bahwa aktifitas mereka dijajah ponsel beraplikasi. Dibelenggu buah hasil tekhnologi. Jaringan internet yang mudah diakses. Tiap saat dapat berubah menjadi iblis bercasing andai jiwa2 mereka tak dibekali benteng keimanan

Mudah sekali… Rentan sekali… satu hal yang membuat moral mereka rusak dalam hitungan menit. Sebut saja, PORNOGRAFI Narkoba visual yang meracuni fikiran mereka. Diakui atau tidak, sepakat atau tidak, hal ini adalah tantangan bagi para orang tua.

Bapak dan Ibu…
Mari kita menyadari bahwa Gadget adalah media yang memiliki 2 sisi mata uang. Manfaat dan mudharat. Mari kita tanamkan kecintaan dan rasa takut pada Allah pada putera/i kita, Karena hanya inilah imun bagi rohani mereka.

“Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah),” (Q.S Luqman : 17).

Bapak dan IBu…
Mari jaga anak-anak kita. Jagalah keluarga kita. Jagalah semua keindahan itu. Karena ini amanah yang Allah titipkan bagi diri kita. Setelah ini masihkah kita tenang-tenang saja?

Jangan jadikan kasih sayang kita pada putera/i kita melalaikan daripada porsi kita sebagai orangtua yang senantiasa memantau perkembangan dan tingkah laku mereka.

Dan Allah perintahkan pula bagi kita untuk berhati-hati agar semua keindahan itu tidaklah menjadikan kita lalai dalam mengingat-Nya, menjadikan kita lalai dalam mencintai-Nya, mencintai rasul-Nya dan juga berjuang di jalan-Nya serta menjadikan sebuah penyesalan bagi kita di akhirat nanti...