Jumat, 22 Agustus 2014

LENTERA KEHIDUPAN

ASSALAMU'ALAIKUM WR WB

Kita sering merasakan kebimbangan, kebingungan dan ketidaktahuan dalam menjalani kehidupan ini. Kondisi ini sering timbul tenggelam seiring dengan dinamika hidup kita. Kita tidak berkuasa atas apa yang terjadi dalam diri kita. Sebenarnya di situlah bukti kuasa Tuhan atas diri kita.

Setiap yang hidup tidak akan pernah lepas dari kesalahan ataupun kekhilafan. Setiap kita pasti akan mengalami saat-saat sulit. Saat-saat dimana hati dan pikiran sedang tidak terarah. Hati yang bingung dan bimbang karena persoalan hidup. Hal itu datang silih berganti. Kadang kita optimis. Kadang kita pesimis.

Saat seperti itulah kita harus instropeksi diri. Bahwa hanya Allahlah yang berkuasa membolak-ballikan hati dan perasaan hidup kita. Allah yang mengatur segala hidup manusia dengan caranya sendiri. Ia menjamin setiap makhluk yang hidup mendapat ganjaran sebagaimana yang dia mampu. Jika tidak mampu maka tak satupun masalah akan menimpa dirinya. Sebagaimana seorang bayi yang tidak mungkin harus berlari kencang sebagaimana orang dewasa. Demikian juga orang dewasa tidak mungkin juga harus terlentang atau bersikap sebagaimana anak kecil.

Jika semua sudah diatur oleh yang maha kuasa, kenapa kita sendiri sering mempersulit diri dengan membesar-besarkan masalah. Kita sering mendramatisir persoalan kita sendiri dengan menganggap persoalan kecil kita sebagai persoalan yang berat dan seolah tidak akan terselesaikan.

Kita bahkan sering melibatkan orang lain, atau bahkan mengorbankan orang lain yang tidak tahu apa-apa dengan masalah kita. Kenapa kita memiliki sifat pendendam dengan mempersulit orang lain, dengan alasan dulu kita dipersulit juga?

Hal itulah yang sering merusak pahala amal-amal kita. Jika kita hidup hanya untuk beribadah kepada Allah maka hilangkan dengki. Hilangkan semua penyakit hati di dalam diri kita. Iri, dengki, pendendam dan keinginan menang sendiri. inilah penyakit hati yang sering menggerogoti keimanan kita.

Mari kita gandeng mereka yang sedang bingung, sedang sedih, sedang marah. Jadikanlah diri kita sebagai lentera yang dapat menyinari kegelapan saudara-saudara kita.

Walluhua’lam…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar