Minggu, 05 Januari 2014

GURU DALAM RENUNGAN

Guru adalah profesi tertua, setua usia peradaban manusia, tempat bergantungnya kelangsungan peradaban umat. Wajah generasi masa depan sangatlah ditentukan oleh bagaimana guru mendidik murid-muridnya. Guru dan persoalannya. Sebagai bagian dari manusia normal, guru tidak akan lepas dari persoalan-persoalan hidup yang akan ikut serta mewarnai kepribadiannya.

Guru yang mengajar karena panggilan jiwanya, ada misi untuk mengantarkan anak didiknya kepada kehidupan yang lebih baik secara intelektual dan sosial, sehingga ia akan bisa menyalurkan energi kecerdasan, kemanusiaan, kemuliaan dan keislaman yang besar dalam dalam dada setiap muridnya.

Guru yang mengajar dengan mental seorang pendakwah sekaligus pengasuh , akan mampu menyediakan cadangan energi agar tetap lembut menghadapi murid-muridnya yang sering bikin “kening berkerut”.

Guru yang mengajar hanyalah untuk mencari nafkah, maka profesinya sebagai guru hanyalah akan dinilai dari segi materi. Ia akan mengalami kegoncangan apabila merasa bahwa beban kerja yang dipikulnya tidak seimbang dengan hasil yang diperolehnya. Tindakan dan sikapnya terhadap anak didiknyapun ikut terkontaminasi, yang berakibat dapat merusak atau mengurangi hasil pendidikannya.

Guru yang ideal Walaupun sebagai guru dengan penghasilan yang bikin terharu, tetapi genggamlah cita-cita besar yang mengharu biru.

Saya ingin mengajak anda para guru untuk dapat menikmati hari-harinya mengajar di depan murid-murid dan menghantarkan anak-anak bangsa agar kelak mengerti tujuan hidupnya.

1. Berinteraksilah dengan Cinta
Guru yang baik adalah guru yang melandaskan interaksinya diatas nilai-nilai cinta.
Hubungan yang dilandasi dengan cinta (kasih sayang) akan melahirkan keharmonisan. Sikap cinta dan kasih sayang akan tercermin melalui kelembutan,kesabaran, penerimaan, kedekatan, keakraban, serta sifat positif lainnya. Sosok guru harus senantiasa memperlihatkan sifat sayang kepada siswa setiap saat, baik di dalam maupun di luar sekolah. Tebaran kasih sayang ini akan ditangkap siswa sebagai “Kharisma” .

Guru yang kharismatik akan menjadi idola dan menempatkannya sebagai sosok yang “berwibawa”. Respons balik siswa lebih lanjut akan diwujudkan melalui sikap-sikap positif seperti kepatuhan, motivasi belajar, cinta terhadap tugas, penghormatan dan selalu ingin menghargai gurunya.

Sikap-sikap seperti ini akan menimbulkan dampak positif terhadap perkembangan siswa. Siswa akan merasakan belajar sebagai kebutuhan dan keasyikan serta keinginan untuk berprestasi.
Jadilah guru yang dirindu kedatangannya, diamnya disegani, tutur katanya ditaati, kepergiannya ditangisi. Bukan jadi guru yang ketika tidak hadir disambut lompatan kegirangan dan teriakan “ M-E-R-D-E-K-A”

2 Jangan Sombong.
Anda jangan beranggapan, bahwa pendidikan tinggi yang anda miliki adalah sebuah jaminan keberhasilan dalam mendidik. Sikap guru yang terlalu yakin (terlalu PeDe ) dengan kemampuannya sehingga mengabaikan peran Allah, akan kehilangan kekuatan jiwa tatkala menghadapi masalah.
Padahal dalam dunia guru masalah sangatlah super banyak. Karena yang dihadapi guru adalah anak manusia – seperti anda dulu ketika menjadi murid – yang penuh misteri dan hanyalah menjadi rahasia “Sang Kholiq”

3. Kendalikan Emosi
Ketika anda punya persoalan internal di rumah, jangan dibawa ke sekolah, jika persoalan internal anda di bawa ke dalam kelas, maka akan mengimbas ke sekolah.
Anda akan mudah marah-marah kepada siswa – bahkan teman sejawat sok ikut-ikutan jadi sasaran kemelut – tanpa alasan yang jelas,sehingga interaksi pembelajaran tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.

4. Jadilah Sosok Pemaaf
Perilaku yang mengesalkan adalah santapan sehari-hari bagi guru. Kondisi ini, bagi guru yang tidak berada dalam kondisi prima, dan tidak menyadari akan pentingnya hubungan baik dengan murid dalam proses pendidikan, akan sangat mudah menghanyutkan diri pada situasi emosional yang negative.

Klaim-klaim negative terhadap siswa sering terlontar. Misalnya “ dasar kamu ini anak bandel, tak tahu diri, bodoh dan lain sebagainya”.
Klaim-klaim negative tersebut akan membuat sekat antara guru dan siswa, yang tentunya akan merusak proses pembelajaran.

5. Memiliki Kepribadian yang Menarik
Guru adalah tauladan dalam pertumbuhan kepribadian siswa, kalau akhlaq guru tidak baik, akhlaq anak akan rusak, atau paling tidak anak akan mengalami kegelisahan, cemas atau terganggu jiwanya, karena ia menemukan contoh yang tidak sesuai dengan apa yang selama ini diterima dari orang tuanya.

Cara guru berpakaian, berbicara, berjalan dan bergaul merupakan bagian kepribadian – guru yang tak pernah lepas dari kamera murid-muridnya -, yang mempunyai pengaruh terhadap anak didik. Maka hindari pakaian yang kurang sopan, bicara kotor dan pergaulan yang tidak benar.
“Ingat guru kencing berdiri, murid kencing berlari, guru kencing berlari, murid akan mengencingi gurunya”

Tapi, perlu disadari, bahwa Misi mulia yang dibawa seorang guru akan mengantarkannya pada derajat yang mulia, sekalipun seisi dunia ini tidak memuliakannya, karena kemuliaan dimata manusia tidak sebanding dengan penghargaan dari Allah SWT.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua. Aamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar